Death Race 3 : Inferno, Race or Die!

Sumber : videobuster.de

Setelah menjadi bintang terkenal berkat kemampuan balap serta aksinya yang tak mengenal ampun, Frankenstein tinggal memiliki satu kemenangan lagi untuk bisa bebas. Namun, selalu saja ada pihak yang tak ingin ia bebas.
PERHATIAN!!!
Film ini hanya boleh ditonton oleh kalian yang berumur 18+ dikarenakan adanya penggunaan minuman beralkohol, kata - kata kasar, serta Nudities. Jika kalian belum memenuhi syarat di atas, sebaiknya jangan menonton film ini.


Hancurnya penjara Terminal Island dalam mengelola acara balapan mautnya, membuat acara Death Race yang sudah terkenal di seluruh dunia diambil alih oleh seorang konglomerat bernama Niles York (Dougray Scott). Di genggamannya, ia membuat Death Race tidak hanya berkutat di sekitaran penjara, tetapi berkeliaran bebas di liarnya Afrika Selatan.

Berbeda dengan nasib Terminal Island yang hancur, justru karir Frankenstein sebagai pembalap di Death Race semakin gemilang. Selain semakin dikenal oleh para penonton setia Death Race, ia juga tinggal perlu memiliki satu kemenangan lagi agar bisa bebas dari penjara. Namun kita semua tahu, pihak pengelola tidak akan membiarkan dia bebas demi uang yang didapat dari kesuksesan Death Race.

Segala trik dan juga tipu daya dilancarkan oleh masing - masing tim agar bisa sampai ke garis akhir. Frankenstein berbeda, tujuannya balapan bukan hanya untuk sampai ke garis akhir saja, tetapi memiliki suatu rencana yang pada akhirnya membuat ia bebas tanpa bantuan dari pihak penjara. Ia 'berkonspirasi' bersama timnya agar bisa melarikan diri tanpa dikejar polisi setempat.

Secara pola, cerita Death Race 1 dan Death Race 3 memiliki kesamaan. Dimulai dari perkenalan dengan tim, intrik bersama sang wanita, dan cara kaburnya. Hanya saja yang berbeda, di Death Race 3 Frankenstein tentu sudah mengenal timnya sendiri sehingga tak ada proses pengenalan. But overall, intrik yang ditawarkan di dalam tim tetap sama.

Keseluruhan, Death Race 3 membawa kembali kebrutalan Death Race 1 yang sempat menjadi 'murahan' di Death Race 2. Ditambah dengan atmosfer Afrika Selatan yang sudah menjadi stereotipe berlakunya hukum alam (Siapa yang lemah dia yang akan mati), membuat aksi balapan maut ini menjadi sebuah konser pada jantung para penontonnya.

Tulisan Death Race 3 ini menurut kalian pendek sekali ya? Memang! Tak perlu banyak yang dibahas tentang Death Race 3, keseluruhan hanyalah pengulangan dengan atmosfer yang berbeda. Maka dari itu, harapannya dengan film Death Race 2050 yang akan datang di tahun ini, akan membawa angin segar tentang balapan maut yang sudah terkesan jumud.

Rating IMDb : 5.5 / 10
Rating Referensee : 6.5 / 10
Film yang mirip : Death Race 2000, Death Race
Share:
spacer

No comments:

Post a Comment