Iron Man, (Bukan) Film Azab Penjual Senjata yang Tamak

Sumber : storyinmedia.com
Keren dan konyol. Itulah perasaan yang dirasakan orang ketika masanya dahulu saat melihat Iron Man pertama kali dibawakan pada Live Action Movie "The Avengers" di tahun 1978 bersama para superhero lainnya. Namun, seiring dengan canggihnya teknologi dunia perfilman, sosok ini terlihat jauh lebih keren dari versi komiknya.


Sebagai pembuka dari linimasa Marvel Cinematic Universe (MCU), Iron Man menyajikan cerita yang konkret serta aksi dan grafis yang sangat epik. Dengan alur ceritanya yang Mundur, Marvel menyajikan sosok Anthony Edward Stark / Tony Stark (Robert Downey Jr.) yang berubah secara progresif. Dari seorang penjual senjata yang playboy, jenius, namun tamak, menjadi seorang yang (hampir) humanis, dan berjanji menggunakan sumber daya yang ia punya untuk melindungi orang - orang.

Sedikit ringkasan untuk menjelaskan cerita, Tony Stark ditahan oleh anggota teroris bernama "The Ten Rings" ketika berkunjung ke Afghanistan yang ternyata kelompok ini memakai senjata dan amunisi yang diproduksi oleh pabriknya Tony yaitu Stark Industries. Di penjara kecilnya, ia ditolong oleh seorang dokter bernama Yensen dan dipasangkan olehnya sebuah reaktor sederhana menggunakan Aki mobil.

Di dalam penjara kecilnya, Tony dan Yensen meningkatkan kemampuan reaktor kecil tersebut dan membangun rangkaian perangkat yang akan dijadikan sebagai jalan keluarnya untuk kabur. Dan disinilah Iron Man lahir, meski masih jauh sekali dikatakan dari sempurna.

Setelah kabur dan kembali lagi ke Amerika, Tony menyempurnakan reaktor tenaganya dan membangun bagian baju besinya dengan bahan yang lebih kuat dan mutakhir. Namun, berkat penemuannya di gua tersebut, the Ten Rings juga ikut meneliti baju besi Tony yang ternyata organisasi teroris ini berafiliasi dan terbentuk berkat sumbangan oleh wakil CEO Stark Industries, Obadiah Stane (Jeff Bridges).

Obadiah akhirnya datang ke Afghanistan, markas The Ten Rings berada, untuk mengambil sampel baju besi MK1 yang Tony buat di dalam gua tempatnya ditahan. Saat itu juga, ia mengeksekusi pimpinan dan seluruh anggota Ten Rings karena telah gagal membunuh Tony. Berkat baju besi tersebut, Obadiah mulai mengeksekusi rencananya untuk menendang Tony Stark dari pimpinan Stark Industries, menguasai saham perusahaan, dan membuat baju besi serupa untuk bisa dijual kepada pihak - pihak yang menginginkan persenjataan paling mutakhir.



Setelah mengetahui niat jahat Obadiah tersebut, Pepper (Gwyneth Paltrow) asisten pribadi Tony Stark, langsung berangkat ke pabrik Stark Industries bersama beberapa agen S.H.I.E.L.D untuk menangkap Obadiah dan menggagalkan rencana pembangunan Iron Man versi Obadiah. Namun mereka terlambat dan Obadiah telah menggunakan baju besi nya yang dinamakan Iron Monger.

Tony diberitahu oleh sahabat karibnya di militer, James Rhodes (Terrence Howard), bahwa Pepper mengarah ke pabrik Stark untuk menangkap Obadiah dan ia menyadari bahwa Pepper sedang dalam bahaya. Tony pun bergegas untuk menyelamatkan Pepper dan berkat ide jeniusnya, ia berhasil mengalahkan Iron Monger.

Dalam Pre-Credit Scene (Scene sebelum credit), lantunan musik dari Black Sabbath yang berjudul "Iron Man" versi Instrumen berhasil menutup film ini secara sempurna. Kemudian ada juga Post-Credit Scene dimana Nick Fury (Samuel L. Jackson) yang datang tak dijemput serta pulang tak diantar (tapi bukan Jailangkung), tiba - tiba ada di dalam rumah Tony dan ingin mengajaknya membentuk perkumpulan superhero bernama The Avengers.

PENILAIAN
Secara keseluruhan, semuanya bagus, namun tidak terlalu bagus. Kenapa?

Dari segi pemilihan aktor, karakter utamanya sudah PAS banget. Robert Downey Jr. memiliki tampang dan gaya bicara yang Tony Stark banget, seperti apa yang digambarkan di komik. Begitu juga dengan Gwyneth Paltrow yang memerankan Pepper, cantik tetapi tidak terlalu seksi, plus kadar 'lugu' yang cukup pas dan tidak dipaksakan.

Hanya saja, Terrence Howard yang mendapat amanah menjadi kolonel Rhodes bagi Referensee kurang bisa membawakan karakternya. Rhodes adalah seorang tentara yang notabene memiliki latar belakang militer yang seharusnya tegas dan kelihatan berwibawa. Namun, Howard disana terlihat terlalu lembut dan ketika membawakan pidato pun kurang terlihat wibawa dan persona nya sebagai seorang Kolonel.

Alur ceritanya perlahan, membawakan keseharian Tony Stark sebagai Multi-Millionaire dan mencampurkan konflik diantaranya dengan begitu rapi, sehingga tetap padat berisi. Juga ditambah dengan pengenalan karakter serta organisasi diluar cerita Iron Man itu sendiri, seperti S.H.I.E.L.D.dan Nick Fury, menambah kekaguman akan film pertama dalam debut MCU. Juga Stan Lee. Oohh..... Stan Lee. Bagi yang belum tau, beliau adalah kreator dari banyak karakter Marvel dan tentunya mendapat kehormatan untuk tampil menjadi Cameo di setiap film Marvel. Namun, ia meninggal tanggal 12 November 2018 kemarin. Jadi film Marvel ke depan tidak akan ada Cameo dari kakek berumur 95 tahun ini lagi.

Soundtrack garapan Ramin Djawadi untuk film ini juga cukup apik sampai - sampai masuk 3 kali nominasi dan mendapatkan 1 penghargaan dalam kategori Soundtrack terbaik

Selanjutnya, dalam linimasa MCU akan ada Iron Man 2 yang juga akan diulas oleh Referensee. Jadi tetap setia ya bersama Referensee. :)

Rating IMDb : 7.9 / 10
Rating Referensee : 8 / 10
Share:
spacer

No comments:

Post a Comment