#CraftTheMovie : The Purge Ala Referensee



Moga - moga aja produsernya The Purge baca ini tulisan dan ngerti bahasa Indonesia yah. Barangkali bisa jadi ide cerita untuk The Purge 4, Hehe

Hello guys, kali ini ada sebuah segmen baru di Referensee yaitu #CraftTheMovie, dimana kami dari tim referensee membuat cerita baru dari sebuah sekuel film. Kali ini kami akan membuat sebuah cerita baru berdasarkan latar belakang dari film The Purge. Ohya, Kalian juga bisa memberikan #CraftTheMovie ala kalian sendiri kepada kami untuk bisa ditampilkan di blog ini. Jadi...untuk sekarang, yuk kita coba mulai ceritanya.

Jika kalian sudah membaca ketiga ulasan film The Purge di blog referensee, kalian pasti sudah hafal dengan apa itu malam The Purge dan juga perjuangannya. Nah, kami terinspirasi dari seri The Purge 1 dan juga ke-3 untuk bisa membangun cerita The Purge ala ala referensee.

Cerita bermulai dari pemain utama yang berupa seorang laki - laki muda berumur 24 tahun yang berasal dari keluarga kaya raya. Keluarganya ini setiap tahunnya merayakan The Purge seperti orang kaya lainnya, mengambil seseorang atau sebuah keluarga miskin dan dibawa ke rumah mereka masing - masing untuk kemudian dibunuh disana. Begitu juga karena dari keluarga kaya raya, anak muda ini terbiasa manja dan cenderung bertindak semena - mena.

Satu hari sebelum malam The Purge, bisnis dari orang tua anak ini mengalami kejatuhan. Sahamnya anjlok dan utang tiba - tiba tak bisa terbayar lagi. Mau tidak mau, rumah mereka disita dan hidup luntang-lantung tanpa tempat tinggal. Kesana kemari mencari perlindungan dari tetangganya, tak ada yang mau menampung mereka dikarenakan sifat sombong dan semena-menanya selama ini.

Malam harinya (masih 1 hari sebelum malam The Purge), mereka tidur di sebuah rumah reot yang kosong, ditinggalkan oleh penghuninya. Satu keluarga tersebut awalnya tidur bersama dengan damai, hanya saja tanpa disadari, ada beberapa orang jahat yang menculik dan menyekap mereka. Pemain utama ditahan di tempat yang terpisah oleh orang tuanya.

Keeseokan paginya, gerakan anti-The Purge (sebagaimana yang kalian tau di The Purge 3) melihat penyekapan ini melalui sebuah CCTV yang berada di dekat kejadian. Akhirnya, mereka memutuskan untuk menyelamatkan pemain utama tanpa tau bahwa orang yang diselamatkannya itu adalah pendukung gerakan The Purge. Alasan lain mereka menyelamatkan pemain utama dikarenakan ia masih muda, sehingga diharapkan dapat membantu pergerakan mereka.

Setelah diselamatkan, anak muda ini justru menolak bergabung ke gerakan anti-The Purge, dikarenakan orang tua beserta anggota keluarganya yang lain masih disekap oleh para penculik tersebut. Selain itu juga ideologi yang diajarkan kepada dia selama ini adalah malam Purge itu bagus, membantu negara, dan 1001 kebaikan fana lainnya sehingga membuat alasan - alasan dari gerakan anti Purge menjadi sebuah kekonyolan belaka.

Seiring waktu sampai malam Purge dimulai, ia mengalami gejolak batin yang kuat. Bukan karena om telolet om akan dilarang dari peredaran, tetapi karena ia merasa ada kesalahan terhadap keyakinannya akan The Purge. Itu semua bisa terjadi dikarenakan kelompok anti-Purge mau membantu pemain utama membebaskan kedua orang tuanya. Nah, di saat inilah kondisi yang tepat untuk menularkan jiwa gerilya anti-purginalitas, wong lagi dekat - dekatnya.

Akhirnya setelah banyak selongsong peluru berterbangan serta darah yang tercecer dimana - mana, di jam 3 pagi (4 jam sebelum Purge berakhir), pemain utama dan kelompok anti-Purge berhasil membebaskan orang tuanya. Mereka dibawa kembali ke markas kelompok anti-Purge. Sesampainya disana, orang tua mereka mengirim SMS ke salah satu pimpinan NFFA (Partai Politik yang bikin The Purge) bahwa disini loh markasnya kelompok anti-Purge. Akhirnya, disuruhlah para tentara menghancurkan tempat tersebut.

Disana, pertempuran kembali lagi terjadi. Ada yang selamat dan juga ada yang tidak.

Setelah semua selesai, Pemimpin anti-Purge mengancam orang tuanya si pemain utama untuk dibunuh dikarenakan telah mengirim SMS serta mengancam hidup orang - orang yang ada disana. Namun, ufuk timur telah bercahaya, matahari telah menampakkan sinarnya serta jam 7 pagi telah tertunjuk di dentang jarum jam menandakan The Purge tahun itu telah berakhir. Tak ada lagi pembunuhan dan tak ada lagi anarkisme lainnya.

Berkat pemain utama, orang tuanya dibebaskan oleh kelompok anti-Purge. Hanya saja, pemain utama memutuskan untuk tetap tinggal dan terus berjuang melawan kekejaman The Purge bersama kelompoknya yang baru.

Ide utama dari cerita ini sebenarnya adalah sebuah swing kelas sosial yang belum pernah terjadi di The Purge sebelumnya. Yang tadinya kaya raya dan hidup borjuis, tetiba di malam tanpa keadilan yang berlaku harus hidup serba keras dan berusaha sebisa mungkin untuk bertahan hidup. Kami rasa itu akan menjadi sebuah drama yang bagustttt (pake t nya banyak) untuk dipertunjukkan.

Itu dia untuk #CraftTheMovie kali ini. Ingat, bagi kalian yang punya ide untuk #CraftTheMovie lainnya, kalian bisa kirim ide tersebut melalui e-mail ke johaniswara1@gmail,com

Bye! Have a great time! :)
Share:
spacer

No comments:

Post a Comment